08 Juni 2019

Mencoba Peruntungan di Boyolali


Teman AnSil... Mumpung ada waktu, aku mau cerita kemana saja aku selama ini. Menghilang dari peredaran dunia maya sampai-sampai aansilanx.com kehabisan kontrak domain.

Kemarin aku juga telah bercerita tentang kesibukanku menjadi PPK. Itu hanya salah satu dari ceritaku. Sekarang ku bercerita kegiatanku yang lain.

Menjadi PPK membuatku bertambah pengalaman dan pengetahuan. Sampai suatu hari di bulan Oktober 2018 saya membuka web SSCN. Saya memang berniat untuk mendaftar CPNS formasi tahun 2018.

Banyak pertimbangan dalam memilih tempat dimana saya akan mendaftar. Sebetulnya, niat hati ingin mendaftar di kabupaten Semarang. Akan tetapi setelah membaca persyaratan yang harus diupload saya menjadi minder alias pesimis. Lho emangnya syarat apa ya kok bisa sampai minder???? Adadeh.... Haha

Setiap waktu dan setiap malam aku dan istriku mempertimbangkan ke kabupaten mana saya akan mendarat. Kabupaten sekitar Semarang menjadi beberapa alternatif pilihan hingga mengerucutlah dua pilihan. Kabupaten Jepara dan kabupaten Boyolali. Setelah saling bertukar pendapat dengan istri, kabupaten Jepara terkalahkan oleh kabupaten Boyolali.

Tidak berhenti disitu saja, polemik dan konflik batin dan pikiran masih muncul, ke kecamatan dan SD mana aku harus berlabuh. Dengan membaca bismillahirrahmanirrahim diputuskanSD Negeri 3 Kembangsari sebagai pilihan utama. 

Pendaftaran dan upload administrasi di web SSCN selesai. Tinggal saatnya untuk menanti dan menunggu hasil seleksi administrasi. Pengumuman akhirnya menyatakan bahwa saya diberi kesempatan untuk mengikuti tes CAT di Sragen. Wait...... Iya sragen di GOR Diponegoro. Memang jauh dari rumahku....

Sragen, pernah dengar dan mungkin hanya sebatas lewat saja saat piknik. Tidak pernah sekalipun saya jalan-jalan, main, maupun bertugas di Sragen. Dengan bantuan Google maps saya mencari lokasi GOR tersebut. Terimakasih google.

Semula saya berniat untuk berangkat satu hari sebelumnya. Agar aku bisa istirahat dan mencari lokasi yag sama sekali belum pernah aku datangi. Istriku ingin kuajak sebagai teman ngobrol biar disana tidak seperti orang hilang. Tetapi anakku masih kecil, kasihan kalau malam-malam kami tak menemani. Akhirnya aku putuskan berangkat pagi bersama sang Istri.

Sebelum subuh kami sudah terbangun, dan siap untuk ke lokasi. Setelah berunding rute mana yang akan aku tempuh kami segera tancap gas menaiki motorku. Berangkat menembus dinginnya pagi, melewati kegelapan. Dengan semangat 'habis gelap terbitlah terang' kami meyakini bahwa sebentar lagi matahari pasti menyapa. Jalan yang sepi lama kelamaan mulai ramai seiiring terbitnya mentari diufuk timur. Salatiga, Boyolali, Solo, lewat jalur utama inilah kami pergi ke Sragen.

Sesampainya di locasi tes CAT, ribuan orang berpakaian putih hitam siap untuk mengikuti tes, termasuk aku salah satunya. Berdebar, gugup dan perasaan lain bercampur aduk menjadi satu. Ku tatap wajah istriku yang menaruh harapan besar terhadapku membuatku tetap semangat. "Berjuanglah Dedek Arka menunggu dirumah". Ucapan istriku menambah semangat untukku menghadapi tes kali ini.

Bismillah... Mulai dari tahap registrasi saya lalui.  Dengan semangat dan optimis saya mulai beranjak dari ruang tunggu menuju ruang tes CAT. Saya berjalan menuju meja paling depan. Ya sengaja duduk di depan agar saya paham intruksi dari petugas yang ada disana dan berharap ada yang mengambil gambar dan saya kelihatan di depan hehe. 

Tes dimulai. Satu per satu soal saya baca. 'Next, next, next....' tombol lanjutkan saya klik terus, yang intunya aku kesulitan memahami soal. Saya mencoba untuk mengerjakan soal secara acak dan membaca soal loncat-loncat (bukan melompat-lompat ya), tetap saja hasilnya nihil, banyak soal yang kurang aku kuasai. Ada apa denganku??? Kenapa aku sepertu ini??? Apakah aku gugup??? Entahlah hanya beberapa soal saja yang bisa aku kerjakan. Hingga akhirnya waktu semakin habis sedangkan banyak soal yang belum ku kerjakan. Saya terpaksa mengerjakan asal-asalan dan klik 'finish'. Selesai sudah dan muncullah nilai... Dua nilai dari tiga kategori menunjukkan dibawah passing grade. Kecewa. Ya dalam hatiku sedikit kecewa. 

Dengan berat hati saya mulai beranjak dari tempat duduk. Berjalan melangkahkan kaki dengan lemah lunglai. Melewati pintu keluar, saya melihat ke sekeliling keramaian. Ada Istriku yang sedang mengamati monitor hasil CAT. Saya harus bisa menutupi kekecewaanku di hadapan istriku. Harus pasang senyum iya pasang senyum. Kumulai dekati istriku yang mulai menghampiriku. Istriku memelukku mencoba menguatkanku, meskipun raut wajahnya sterlihat sedih. 'Kita sudah berusaha apapun hasilnya Allahlah yang menentukan'. Kudekap istriku sejenak, kami saling menghibur agar kekecewaan dari kami tak terlihat.

Kami menghampiri motor yang siap mengajak pulang. Membawa kami ke rumah. Maafkan aku istriku,,, maafkan aku anakku,,, yang telah memupuskan harapan kita. Sekarang kita hanya bisa berdoa, berdoa memohon keajaiban dari Allah SWT, la haula wala quwata ila billah...

0 Comments

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan bahasa sopan dan mudah dimengerti